Minggu, 14 Januari 2018

m berkati : MAKALAH “Cara-cara mengembangkan dan menerapkan berbagai metode dan strategi pemebelajaran disekolah dan madrasah”

MAKALAH
“Cara-cara mengembangkan dan menerapkan berbagai metode dan strategi pemebelajaran disekolah dan madrasah”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metode dan Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Nur Habibullah, S.Pd.I, M.Pd.I

Description: Description: Description: Description: Description: C:\Users\windows 7\Pictures\index.png
Oleh Kelompok : V
1.      A. Wildan
2.      M.Berkati
3.      M. Syaifullah
4.      Nurwulan R

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL

TAHUN AKADEMIK 2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, atas berkah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, Keluarga, para sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah mengikuti jejak langkah yang diajarkan beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Strategi Pembelajaran Pada Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan menambah khasanah pengetahuan kita semua, terutama bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang sudah membantu penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis tidak menutup mata, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I      PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A.    Latar Belakang .................................................................. 1
B.    Rumusan Masalah ............................................................. 1

BAB II    PEMBAHASAN.......................................................................... 2
A. Pengertian Syrategi Pembelajaran..................................... 2
B. Komponen Umum Strategi Pembelajaran......................... 5
C. Mengembangkan Metode Pembelajaran .......................... 7
D. Mengembangkan Strategi Pembelajaran ......................... 10
           
BAB III    PENUTUP.................................................................................. 17
A. Kesimpulan........................................................................... 17
B. Saran..................................................................................... 17

DAFTAR  PUSTAKA


 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2.      Apa saja komponen-komponen dari strategi pembelajaran?
3.      Bagaimana upaya pengembangan metode pembelajaran?
4.      Bagaimana upaya pengembangan strategi pembelajaran?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Strategi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.[1]
Sedangkan strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Uraian mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar siswa.
Strategi pembelajaran, sering pula disebut dengan istilah strategi instruksional. Menurut Dick dan Carey (2001) strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada peserta didik. Ada lima komponen utama dalam strategi instruksional, yakni:
1)        Kegiatan pra instruksional;
2)        Penyajian informasi;
3)        Pasrtisipasi peserta didik;
4)        Tes;
5)        Tindak lanjut.
Kelima urutan tersebut bukan satu-satunya, melainkan ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya seperti Merril dan Tennison (1977) menyebut strategi instruksional sebagai urutan tertentu dari penyajian serta Gagnr, Briggs dan Wager (1992) menyebutkan sembilan urutan kegiatan instruksional yang didasarkan pada karakteristik masing-masing peserta didik dan jenis perilaku yang ada pada tujuan instruksional.
Para ahli sepakat mengenai empat pengertian strategi instruksional, sebagai berikut:
1)   Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan pembelajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
2)   Metode instruksional, yaitu cara pembelajar mengorganisasikan materi pelajaran agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien pada peserta didik;
3)   Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan instruksional ang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
4)   Waktu yang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Dalam strategi pembelajaran, strategi pengorganisasian isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Meriil (1997) sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (syintesizing) fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna pada siswa (Ausubel, 1986), yaitu dengan menunjukkan bagaimana topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari. Squencing, atau penataan urutan, juga penting, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memiliki prasyaratan belajar (Gagne, 1968, 1977a, 1977c).[2]
B.     Komponen Umum Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran menggambarkan komponen umum materi pembelajaran dan prosedur yang digunakan dalam mencapai hasil belajar. Konsep strategi pembelajaran tergambar dalam peristiwa pembelajaran sebagaimana yang dijelaskan secara perinci dalam bukunya Gagne yang berjudul The Condition of Learning and Theory of Instruction (1985). Peristiwa pembelajaran adalah penggambaran sederhana tentang paradigmaaktivitas peserta didik dan pendidik yang terjadi secara komplementer (saling isi mengisi) dan saling ketergantungan dalam suatu situasi belajar.
Berdasarkan definisi tentang peristiwa belajar seperti dijelaskan di atas, dapat dipahami bahwa belajar hanya bisa terjadi jika terjadi aktivasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi terjadinya aktivasi yang kemudian memberikan penguatan dan pemahaman mendalam tentang informasi yang diperoleh sehingga dapat mengkonstruksi pemahaman baru. Oleh karena itu, pembelajaran menggambarkan paling tidak tiga kategori utama, antara lain:
1.    Belajar dipandang sebagai suatu proses internal yang terjadi pada individu yang mentransformasi stimulasi dari lingkungan individu ke dalam sejumlah bentuk informasi yang berkembang secara progresif untuk membangun memori jangka panjang;
2.    Kemampuan dan kinerja sebagai hasil belajar yang diselenggarakan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian utama; pertama, berorientasi praktis, dan kedua berorientasi teoritis. Untuk tujuan desain pembelajaran, diidentifikasikan lima kategori kemampuan; kemampuan intelektual, kemampuan kognitif, informasi verbal, sikap, dan kemampuan motorik;
3.    Sementara peristiwa pembelajaran yang mendukung proses belajar merujuk pada kategori-kategori umum tanpa tergantung dari hasil belajar yang diharapkan, pelaksanaan yang menopang peristiwa pembelajaran berbeda-beda dari masing-masing kelima kategori kemampuan.
Selanjutnya, Intulogy (2012) menyarankan tiga isu utama yang perlu diperhatikan oleh para pengembang pembelajaran dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Ketiga isu utama yang dimaksud diilustrasikan dengan tiga pertanyaan sebagai berikut:
1.    Bagaimana materi pembelajaran dikelompokkan dan diurutkan?;
2.    Apa metode dan taktik pembelajaran yang digunakan dalam menyajikan materi (bahan)?;
3.    Bagaimana alat penilaian mengukur keberhasilan peserta didik.
Pertanyaan pertama menghendaki adanya pengelompokkan dan urutan materi pembelajaran yang jelas dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa pilihan urutan yang dapat dijadikan petunjuk sebagai berikut:
-       Tahap demi tahap (step by step);
-       Bagian keseluruhnya ke umum (part to whole);
-       Seluruhnya ke bagian (whole to part);
-        Dari yang diketahui ke yang belum diketahui (known to unknown);
-       Umum ke khusus (general to specifik).
Pertanyaan kedua menyiratkan adanya metode dan taktik yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran agar tercipta proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kemudian pertanyaan ketiga merujuk pada pentingnya menyediakan instrumen penilaian yang memiliki tingkat keandalan, validitas, dan kewajaran yang tinggi dalam menilai proses pembelajaran.
Selain yang disarankan oleh Intulogy (2012) dengan tiga pertanyaan diatas, Gagne dkk (2005) menjabarkan peristiwa belajar atau yang dikenal dengan the nine event of instruction yang dihubungkan dengan strategi pembelajaran, yang mencakup:
1.    Gaining attention (menarik perhatian);
2.    Informing learnes of the objective (menjelaskan tujuan pembelajaran);
3.    Stimulating recall of prior learning (mengingatkan pengetahuan sebelumnya);
4.    Presenting the stimulus (memberi stimulus);
5.    Providing feedback (memberi umpan balik);
6.    Elicting performance (memfasilitasi berkembangnya kinerja);
7.    Providing feedback (memberi umpan balik);
8.    Assessing performance (menilai kemampuan dan kinerja);
9.    Enhancing retention and transfer (meningkatkan pemahaman dan tranfer pengetahuan peserta didik).
Masing-masing dari sembilan peristiwa belajar tersebut dapat disertai dengan satu atau lebih aktivitas pembelajaran (instructional activity), yang dibedakan dengan istilah aktivitas belajar (learning activity). Namun, tampaknya kesembilan peristiwa belajar di atas tidak seluruhnya dapat terintegrasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peristiwa pembelajaran tersebut, kemudian disederhanakan ke dalam lima komponen yang merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Kelima komponen tersebut terdiri atas: (1) aktivitas sebelum pembelajaran, (2) penyajian isi pembelajaran, (3) partisipasi peserta didik, (4) penilaian, (5) aktivitas atau kegiatan tindak lanjut (Dick dan Carey, 2009).[3]
C.    Mengembangkan Metode Pembelajaran
Pada pembahasan sebelumnya telah dijabarkan definisi media pembelajaran untuk membedakan dengan strategi, pendekatan, teknik, dan taktik. Khusus mengenai definisi metode pembelajaran banyak istilah yang sering digunakan, seperti metode mengajar (teaching methods), strategi mengajar (teaching strategis), dan metode pembelajaran itu sendiri (instructional methods).
Metode adalah alat atau cara yang digunakan untuk digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didik. Pilihan metode tergantung pada apa yang ingin diajarkan (konten), siapa yang diajarkan, dan tingkat kemampuan yang diharapkan.
Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru, dosen, atau instruktur dalam memilih metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
  1.  Model Presentasi
Efek-efek pengajaran dari model presentasi bersifat langsung yaitu membantu peserta didik dalam mendapatkan, mengasimilasi dan menyimpan informasi.
Terdapat empat fase atau langkah yang harus diikuti pembelajar dalam mempresentasikan informasi kepada peserta didik.

FASE
PERILAKU PEMBELAJARAN
Fase 1: Menjelaskan tujuan dan menetapkan pengantar
Pembelajar menjelaskan tujuan dan membuat peserta didik siap menerima pelajaran.
Fase 2: Menjelaskan advance organizer
Pembelajar mempresentasikan advance organizer, memastikan bahwa advance organizer memberikan sebuah kerangka bagi materi pembelajaran selanjutnya dan dihubungkan dengan pengetahuan awal peserta didik.
Fase 3: Mempresentasikan materi pembelajaran
Pembelajar mempresentasikan materi pembelajaran, memberikan perhatian khusus pada tatanan logis dan kebermaknaan bagi peserta didik.
Fase 4: Mengembangkan dan memperkuat pemikiran peserta didik
Pembelajar mengajukan pertanyaan dan mendorong respon peserta didik terhadap presentasi untuk mengembangkan pemikiran dan mendorong pemikiran yang tepat dan kritis.

  1. Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung dapat digunakan dalam pengajaran skill-skill akademis dasar seperti membaca, menulis dan berbagai skill sains dan ilmu sosial.
Pelaksanaan model pengajaran langsung yang handal menuntut adanya perilaku dan keputusan khusus dari para pembelajar selama tahap pra-pengajaran, interaktif dan pasca-pengajaran.
1)      Tugas-Tugas Pra-Pengajaran
Meskipun model pengajaran langsung dapat diterapkan pada tiap subyek, model ini paling tepat diterapkan dalam subyek-subyek yang berorientasi pada performa, seperti membaca dan menulis atau pendidikan olah raga. Juga untuk komponen-komponen skill dari subyek yang lebih berorientasi pada informasi seperti sejarah atau sains.
-          Mempersiapkan Tujuan
Bab sebelumnya menjelaskan karakteristik dari tujuan secara detail. Tujuan yang baik adalah tujuan yang khusus dan berbasis peserta didik, serta menjelaskan situasi tes, dan menetapkan level performa yang diharapkan. 
-          Melakukan Analisis Tugas
Analisis Tugas merupakan sebuah alat yang digunakan untuk secara tepat menentukan sifat pasti dari skill tertentu atau bagian pengetahuan yang dibentuk dengan baik.
2)      Menjalankan Pembelajaran
-          Menetapkan Tujuan dan Pembelajaran
Apapun model pembelajaran yang digunakan, pembelajar yang baik memulai pelajarannya dengan menjelaskan tujuan dan menetapkan rangkaian pembelajaran. Tujuan harus ditulis di papan tulis atau dicetak dan dibagikan kepada peserta didik.
-          Melakukan Demonstrasi
Model pengajaran langsung sangat bergantung pada proposisi yang menyatakan bahwa sebagian besar dari apa yang dipelajari dan sebagian besar potret perilaku peserta didik berasal dari perilaku yang dilihat dari orang lain.
3)       Tugas-Tugas Pasca-Pengajaran
Tugas-tugas pasca-pengajaran yang terkait dengan model pengajaran langsung terdiri dari fase akhir dalam sintaks, yang memberikan kesempatan adanya praktek independen dan menguji pemahaman dan skill peserta didik.
-           Praktek Independen
Sebagian besar praktek independen dalam model pengajaran langsung dilakukan melalui pekerjaan rumah. Sebaiknya pekerjaan rumah atau praktek independen memberikan sebuah peluang bagi peserta didik dalam menjalankan skill-skill baru yang didapatkannya sendiri.

D.     Mengembangkan Strategi Pembelajaran
Ada beberapa aspek dalam pembelajaran yang perlu dilakukan pengembangan, demi tercapainya suatu pengembangan strategi pengajaran. Antara lain; mengembangkan aktivitas pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran.
  1. Aktivitas Pendahuluan
Aktivitas pendahuluan adalah suatu bentuk aktivitas awal untuk memberikan motivasi, menginformasikan pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang harus dikuasai, dan tujuan atau standar kompetensi yang akan diperoleh dalam pembelajaran. John Keller (2010) memperkenalkan pendekatan model ARCS untuk menjadi dasar dalam membangun motivasi peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, yang disimpulkan sebagai berikut:
A = Attention (perhatian);
R = Relevance (hubungan);
C = Confidence (keyakinan);
S = Satisfaction (keputusan).
Untuk membangun motivasi peserta didik dalam ruang kelas, model ARCS kemudian dijabarkan lebih jauh seperti dalam tabel berikut:

Perhatian
Minat persepsi
Apa yang dapat saya lakukan untuk menarik minat peseta didik?
Minat penyelidikan
Bagaimana saya dapat mendorong sikap penyelidikan peserta didik?
Beragam taktik
Bagaimana saya dapat menggunakan berbagai taktik untuk memelihara perhatian peserta didik?
Hubungan
Orientasi tujuan
Bagaimana saya dapat memenuhi kebutuhan peserta didik?
Kecocokan tujuan
Kapan dan bagaiman saya dapat mempersiapkan peserta didik dengan pilihan, tanggungjawab, dan pengaruh yang tepat?
Kebiasaan
Bagaimana saya menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman peserta didik?
Keyakinan
Persyaratan belajar
Bagaimana saya dapat membantu mengembangkan harapan positif menuju kesuksesan?
Kesempatan keberhasilan
Bagaimana pengalaman belajar dapat menunjang keyakinan peserta didik terhadap kompetensi mereka?
Pengawasan personal
Bagaimana peserta didik mengetahui bahwa keberhasilan mereka betul-betul hasil dari kerja keras dan kemampuan mereka?
Kepuasan
Penguatan intrinsik
Bagaimana saya dapat mempersiapkan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pengetahuan yang baru diperoleh?
Hadiah ekstrinsik
Apa yang dapat dipersiapkan untuk memberikan penguatan terhadap keberhasilan peserta didik?
Persamaan
Bagaimana saya dapat membantu peserta didik dalam mempertahankan perasaan positif tentang prestasi mereka?

Selain pemberian motivasi, kegiatan pendahuluan juga mencakup kegiatan tentang perlunya menginformasikan pengetahuan prasyarat bagi pesert didik yang baru memulai suatu materi pembelajaran telah memasuki pertemuan kedua atau lebih. Apersepsi adalah suatu proses membangun pemahaman tentang kualitas suatu objek yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu. Dengan kata lain mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Setelah itu, guru, dosen, atau instruktur menginformasikan tentang standar kompetensi atau tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang hendak dilakukan.
Berdasarkan tabel berikutnya, aktivitas pendahuluan terdiri dari aktivitas utama dan aktivitas pendukung.

Aktivitas
Jenis Aktivitas
Pendahuluan
Aktivitas Utama:
1.      Memberikan motivasi kepada peserta didik (mencakup perhatian, relevansi, keyakinan diri, dan kepuasan);
2.      Menginformasikan pengetahuan prasyarat dan/atau apersepsi;
3.      Menyampaikan tujuan atau standar kompetensi.
Aktivitas Pendukung:
1.      Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2.      Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

  1. Aktivitas Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (BNSP, 2007).

Aktivitas
     Jenis aktivitas
       
Inti             
Aktivitas Eksplorasi:
1.      Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi;
2.      Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran;
3.      Memfasilitasi terjadinya interaksi multi-arah;
4.      Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
5.      Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Aktivitas Elaborasi:
Memfasilitasi peserta didik untuk membaca, menulis, mengkaji, tau pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain agar memuculkan gagasan baru.
Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa ada rasa takut. Memfasilitasi peserta didik untuk kooperatif, kolaborasi, atau berkompetisi secara  sehat.
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi, menyajikan hasil kerja, dan/atau pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuh kebanggan dan rasa percaya diri pesert didik.
Aktivitas Konfirmasi:
Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
Memberikan konfirmsi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk mendapat pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

Dick dan Carrey (2009) menyarankan dalam aktivitas inti seharusnya mencakup dua aspek utama, yakni: (1) presentasi isi yang mencakup isi itu sendiri dengan petunjuk belajar; dan (2) partisipasi peserta didik yang mencakup praktik dan umpan balik.
  1. Aktivitas Penutup
Aktivitas penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Adapun kegiatan penutup dapat digambarkan pada tabel berikut.

Aktivitas
Jenis Aktivitas
Penutup
Aktivitas Penilaian:
1.      Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman dan refleksi kegiatan yang sudah dilakukan;
2.      Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten terprogram.
3.      Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Aktivitas Tindak Lanjut:
1.      Merencanakan aktivitas tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
2.      Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
B.     Saran
Semoga dengan selesainya makalah metode dan strategi pembelajaran ini, maka penyusun sangat mengharapkan respon dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen dan saran konstruktik dari siapapun datangnya, demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi para pembaca lainnya. Amin Ya Robbal ‘Alamin….


DAFTAR PUSTAKA


B. Uno, Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 45.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Hlm. 207-212.



[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. di-akses-pada-tanggal-1-november-2017
[2] B. Uno, Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 45.
[3] Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Hlm. 207-212.