MAKALAH
“Cara-cara mengembangkan dan menerapkan berbagai metode
dan strategi pemebelajaran disekolah dan madrasah”
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
Metode dan Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Nur Habibullah, S.Pd.I, M.Pd.I
Oleh
Kelompok : V
1.
A. Wildan
2.
M.Berkati
3.
M. Syaifullah
4.
Nurwulan R
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI) AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
TAHUN AKADEMIK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha
Kuasa, atas berkah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Shalawat beriring salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad SAW, Keluarga, para sahabat dan
orang-orang yang senantiasa istiqomah mengikuti jejak langkah yang diajarkan
beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode dan Strategi Pembelajaran Pada Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan menambah
khasanah pengetahuan kita semua, terutama bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang sudah membantu penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.
Penulis tidak menutup mata, bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................... 2
A. Pengertian Syrategi Pembelajaran..................................... 2
B.
Komponen Umum Strategi Pembelajaran......................... 5
C. Mengembangkan Metode Pembelajaran
.......................... 7
D. Mengembangkan Strategi
Pembelajaran ......................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................. 17
A. Kesimpulan........................................................................... 17
B.
Saran..................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Di
sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Apa
saja komponen-komponen dari strategi pembelajaran?
3. Bagaimana
upaya pengembangan metode pembelajaran?
4. Bagaimana
upaya pengembangan strategi pembelajaran?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Strategi
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Di
sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan
membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.[1]
Sedangkan
strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses
pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi
penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Uraian
mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai
untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan
dalam struktur belajar mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan
pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang
kemajuan belajar siswa.
Strategi
pembelajaran, sering pula disebut dengan istilah strategi instruksional.
Menurut Dick dan Carey (2001) strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen
umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar
tertentu pada peserta didik. Ada lima komponen utama dalam strategi
instruksional, yakni:
1)
Kegiatan pra instruksional;
2)
Penyajian informasi;
3)
Pasrtisipasi peserta didik;
4)
Tes;
5)
Tindak lanjut.
Kelima urutan tersebut bukan
satu-satunya, melainkan ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya seperti
Merril dan Tennison (1977) menyebut strategi instruksional sebagai urutan
tertentu dari penyajian serta Gagnr, Briggs dan Wager (1992) menyebutkan
sembilan urutan kegiatan instruksional yang didasarkan pada karakteristik
masing-masing peserta didik dan jenis perilaku yang ada pada tujuan
instruksional.
Para ahli sepakat mengenai empat
pengertian strategi instruksional, sebagai berikut:
1)
Urutan kegiatan instruksional, yaitu urutan kegiatan
pembelajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
2)
Metode instruksional, yaitu cara pembelajar mengorganisasikan
materi pelajaran agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien pada
peserta didik;
3)
Media instruksional, yaitu peralatan dan bahan instruksional
ang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;
4)
Waktu yang digunakan oleh pembelajar dan peserta didik dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian strategi
instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian
materi pelajaran, peserta didik, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan
dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah
ditetapkan.
Dalam strategi pembelajaran,
strategi pengorganisasian isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan
Meriil (1997) sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat
urutan (sequencing) dan mensintesis (syintesizing) fakta, konsep,
prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Pengorganisasian pengajaran secara
khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan
membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna pada siswa
(Ausubel, 1986), yaitu dengan menunjukkan bagaimana topik-topik itu terkait
dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa
memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang
dipelajari. Squencing, atau penataan urutan, juga penting, karena
amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat
dibuat bila isi telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting,
karena pada hakikatnya, semua isi bidang studi memiliki prasyaratan belajar
(Gagne, 1968, 1977a, 1977c).[2]
B. Komponen Umum Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran menggambarkan komponen umum materi pembelajaran dan prosedur yang
digunakan dalam mencapai hasil belajar. Konsep strategi pembelajaran tergambar
dalam peristiwa pembelajaran sebagaimana yang dijelaskan secara perinci dalam
bukunya Gagne yang berjudul The Condition of Learning and Theory of
Instruction (1985). Peristiwa pembelajaran adalah penggambaran
sederhana tentang paradigmaaktivitas peserta didik dan pendidik yang terjadi
secara komplementer (saling isi mengisi) dan saling ketergantungan dalam suatu
situasi belajar.
Berdasarkan
definisi tentang peristiwa belajar seperti dijelaskan di atas, dapat dipahami
bahwa belajar hanya bisa terjadi jika terjadi aktivasi dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi
terjadinya aktivasi yang kemudian memberikan penguatan dan pemahaman mendalam
tentang informasi yang diperoleh sehingga dapat mengkonstruksi pemahaman baru.
Oleh karena itu, pembelajaran menggambarkan paling tidak tiga kategori utama,
antara lain:
1. Belajar dipandang sebagai suatu
proses internal yang terjadi pada individu yang mentransformasi stimulasi dari
lingkungan individu ke dalam sejumlah bentuk informasi yang berkembang secara
progresif untuk membangun memori jangka panjang;
2. Kemampuan dan kinerja sebagai hasil
belajar yang diselenggarakan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian utama;
pertama, berorientasi praktis, dan kedua berorientasi teoritis. Untuk tujuan
desain pembelajaran, diidentifikasikan lima kategori kemampuan; kemampuan
intelektual, kemampuan kognitif, informasi verbal, sikap, dan kemampuan
motorik;
3. Sementara peristiwa pembelajaran
yang mendukung proses belajar merujuk pada kategori-kategori umum tanpa
tergantung dari hasil belajar yang diharapkan, pelaksanaan yang menopang
peristiwa pembelajaran berbeda-beda dari masing-masing kelima kategori
kemampuan.
Selanjutnya,
Intulogy (2012) menyarankan tiga isu utama yang perlu diperhatikan oleh para
pengembang pembelajaran dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Ketiga isu
utama yang dimaksud diilustrasikan dengan tiga pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana materi pembelajaran
dikelompokkan dan diurutkan?;
2. Apa metode dan taktik pembelajaran
yang digunakan dalam menyajikan materi (bahan)?;
3. Bagaimana alat penilaian mengukur
keberhasilan peserta didik.
Pertanyaan pertama menghendaki
adanya pengelompokkan dan urutan materi pembelajaran yang jelas dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa pilihan urutan yang dapat dijadikan
petunjuk sebagai berikut:
-
Tahap demi tahap (step by step);
-
Bagian keseluruhnya ke umum (part to whole);
-
Seluruhnya ke bagian (whole to part);
-
Dari yang diketahui ke yang belum diketahui (known
to unknown);
-
Umum ke khusus (general to specifik).
Pertanyaan kedua menyiratkan adanya
metode dan taktik yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran agar tercipta
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kemudian pertanyaan ketiga
merujuk pada pentingnya menyediakan instrumen penilaian yang memiliki tingkat
keandalan, validitas, dan kewajaran yang tinggi dalam menilai proses
pembelajaran.
Selain yang disarankan oleh Intulogy
(2012) dengan tiga pertanyaan diatas, Gagne dkk (2005) menjabarkan peristiwa
belajar atau yang dikenal dengan the nine event of instruction yang
dihubungkan dengan strategi pembelajaran, yang mencakup:
1.
Gaining attention (menarik perhatian);
2.
Informing learnes of the objective (menjelaskan tujuan
pembelajaran);
3.
Stimulating recall of prior learning (mengingatkan pengetahuan
sebelumnya);
4.
Presenting the stimulus (memberi stimulus);
5.
Providing feedback (memberi umpan balik);
6.
Elicting performance (memfasilitasi berkembangnya kinerja);
7.
Providing feedback (memberi umpan balik);
8.
Assessing performance (menilai kemampuan dan kinerja);
9.
Enhancing retention and transfer (meningkatkan pemahaman dan
tranfer pengetahuan peserta didik).
Masing-masing dari sembilan
peristiwa belajar tersebut dapat disertai dengan satu atau lebih aktivitas
pembelajaran (instructional activity), yang dibedakan dengan istilah aktivitas
belajar (learning activity). Namun, tampaknya kesembilan peristiwa belajar di
atas tidak seluruhnya dapat terintegrasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, peristiwa pembelajaran tersebut, kemudian disederhanakan ke dalam lima
komponen yang merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Kelima komponen
tersebut terdiri atas: (1) aktivitas sebelum pembelajaran, (2) penyajian isi
pembelajaran, (3) partisipasi peserta didik, (4) penilaian, (5) aktivitas atau
kegiatan tindak lanjut (Dick dan Carey, 2009).[3]
C. Mengembangkan Metode Pembelajaran
Pada pembahasan sebelumnya telah
dijabarkan definisi media pembelajaran untuk membedakan dengan strategi,
pendekatan, teknik, dan taktik. Khusus mengenai definisi metode pembelajaran
banyak istilah yang sering digunakan, seperti metode mengajar (teaching
methods), strategi mengajar (teaching strategis), dan metode
pembelajaran itu sendiri (instructional methods).
Metode adalah alat atau cara yang
digunakan untuk digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta
didik. Pilihan metode tergantung pada apa yang ingin diajarkan (konten), siapa
yang diajarkan, dan tingkat kemampuan yang diharapkan.
Banyak sekali metode yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan guru,
dosen, atau instruktur dalam memilih metode yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik
- Model
Presentasi
Efek-efek
pengajaran dari model presentasi bersifat langsung yaitu membantu peserta didik
dalam mendapatkan, mengasimilasi dan menyimpan informasi.
Terdapat
empat fase atau langkah yang harus diikuti pembelajar dalam mempresentasikan
informasi kepada peserta didik.
FASE
|
PERILAKU PEMBELAJARAN
|
Fase 1: Menjelaskan tujuan dan menetapkan pengantar
|
Pembelajar menjelaskan tujuan dan membuat peserta didik
siap menerima pelajaran.
|
Fase 2: Menjelaskan advance organizer
|
Pembelajar mempresentasikan advance
organizer, memastikan bahwa advance organizer memberikan
sebuah kerangka bagi materi pembelajaran selanjutnya dan dihubungkan dengan
pengetahuan awal peserta didik.
|
Fase 3: Mempresentasikan materi pembelajaran
|
Pembelajar mempresentasikan materi pembelajaran,
memberikan perhatian khusus pada tatanan logis dan kebermaknaan bagi peserta
didik.
|
Fase 4: Mengembangkan dan memperkuat pemikiran peserta
didik
|
Pembelajar mengajukan pertanyaan dan mendorong respon
peserta didik terhadap presentasi untuk mengembangkan pemikiran dan mendorong
pemikiran yang tepat dan kritis.
|
- Pengajaran
Langsung
Pengajaran
langsung dapat digunakan dalam pengajaran skill-skill akademis dasar seperti
membaca, menulis dan berbagai skill sains dan ilmu sosial.
Pelaksanaan
model pengajaran langsung yang handal menuntut adanya perilaku dan keputusan
khusus dari para pembelajar selama tahap pra-pengajaran, interaktif dan
pasca-pengajaran.
1) Tugas-Tugas
Pra-Pengajaran
Meskipun
model pengajaran langsung dapat diterapkan pada tiap subyek, model ini paling
tepat diterapkan dalam subyek-subyek yang berorientasi pada performa, seperti
membaca dan menulis atau pendidikan olah raga. Juga untuk komponen-komponen
skill dari subyek yang lebih berorientasi pada informasi seperti sejarah atau
sains.
-
Mempersiapkan
Tujuan
Bab sebelumnya
menjelaskan karakteristik dari tujuan secara detail. Tujuan yang baik adalah
tujuan yang khusus dan berbasis peserta didik, serta menjelaskan situasi tes,
dan menetapkan level performa yang diharapkan.
-
Melakukan
Analisis Tugas
Analisis Tugas merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk secara tepat menentukan sifat pasti dari skill tertentu atau bagian
pengetahuan yang dibentuk dengan baik.
2) Menjalankan
Pembelajaran
-
Menetapkan
Tujuan dan Pembelajaran
Apapun model
pembelajaran yang digunakan, pembelajar yang baik memulai pelajarannya dengan
menjelaskan tujuan dan menetapkan rangkaian pembelajaran. Tujuan harus ditulis
di papan tulis atau dicetak dan dibagikan kepada peserta didik.
-
Melakukan Demonstrasi
Model pengajaran langsung sangat bergantung pada proposisi
yang menyatakan bahwa sebagian besar dari apa yang dipelajari dan sebagian
besar potret perilaku peserta didik berasal dari perilaku yang dilihat dari
orang lain.
3) Tugas-Tugas
Pasca-Pengajaran
Tugas-tugas
pasca-pengajaran yang terkait dengan model pengajaran langsung terdiri dari
fase akhir dalam sintaks, yang memberikan kesempatan adanya praktek independen dan menguji
pemahaman dan skill peserta didik.
-
Praktek
Independen
Sebagian
besar praktek independen dalam model pengajaran langsung
dilakukan melalui pekerjaan
rumah. Sebaiknya pekerjaan rumah atau praktek independen memberikan sebuah
peluang bagi peserta didik dalam menjalankan skill-skill
baru yang didapatkannya sendiri.
D. Mengembangkan
Strategi Pembelajaran
Ada beberapa aspek dalam
pembelajaran yang perlu dilakukan pengembangan, demi tercapainya suatu
pengembangan strategi pengajaran. Antara lain; mengembangkan aktivitas
pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran.
- Aktivitas
Pendahuluan
Aktivitas
pendahuluan adalah suatu bentuk aktivitas awal untuk memberikan motivasi,
menginformasikan pengetahuan dan keterampilan prasyarat yang harus dikuasai,
dan tujuan atau standar kompetensi yang akan diperoleh dalam pembelajaran. John
Keller (2010) memperkenalkan pendekatan model ARCS untuk menjadi dasar dalam
membangun motivasi peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, yang
disimpulkan sebagai berikut:
A = Attention (perhatian);
R = Relevance (hubungan);
C = Confidence (keyakinan);
S = Satisfaction (keputusan).
Untuk membangun motivasi peserta
didik dalam ruang kelas, model ARCS kemudian dijabarkan lebih jauh seperti
dalam tabel berikut:
Perhatian
|
|
Minat persepsi
|
Apa yang dapat saya lakukan untuk menarik minat peseta
didik?
|
Minat penyelidikan
|
Bagaimana saya dapat mendorong sikap penyelidikan peserta
didik?
|
Beragam taktik
|
Bagaimana saya dapat menggunakan berbagai taktik untuk
memelihara perhatian peserta didik?
|
Hubungan
|
|
Orientasi tujuan
|
Bagaimana saya dapat memenuhi kebutuhan peserta didik?
|
Kecocokan tujuan
|
Kapan dan bagaiman saya dapat mempersiapkan peserta didik
dengan pilihan, tanggungjawab, dan pengaruh yang tepat?
|
Kebiasaan
|
Bagaimana saya menghubungkan pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik?
|
Keyakinan
|
|
Persyaratan belajar
|
Bagaimana saya dapat membantu mengembangkan harapan
positif menuju kesuksesan?
|
Kesempatan keberhasilan
|
Bagaimana pengalaman belajar dapat menunjang keyakinan
peserta didik terhadap kompetensi mereka?
|
Pengawasan personal
|
Bagaimana peserta didik mengetahui bahwa keberhasilan
mereka betul-betul hasil dari kerja keras dan kemampuan mereka?
|
Kepuasan
|
|
Penguatan intrinsik
|
Bagaimana saya dapat mempersiapkan kesempatan yang
berharga bagi peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pengetahuan
yang baru diperoleh?
|
Hadiah ekstrinsik
|
Apa yang dapat dipersiapkan untuk memberikan penguatan
terhadap keberhasilan peserta didik?
|
Persamaan
|
Bagaimana saya dapat membantu peserta didik dalam
mempertahankan perasaan positif tentang prestasi mereka?
|
Selain pemberian motivasi, kegiatan
pendahuluan juga mencakup kegiatan tentang perlunya menginformasikan
pengetahuan prasyarat bagi pesert didik yang baru memulai suatu materi
pembelajaran telah memasuki pertemuan kedua atau lebih. Apersepsi adalah suatu
proses membangun pemahaman tentang kualitas suatu objek yang berkaitan dengan
pengalaman masa lalu. Dengan kata lain mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Setelah itu, guru, dosen, atau instruktur menginformasikan tentang
standar kompetensi atau tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yang
hendak dilakukan.
Berdasarkan tabel berikutnya,
aktivitas pendahuluan terdiri dari aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas
|
Jenis Aktivitas
|
Pendahuluan
|
Aktivitas Utama:
1.
Memberikan motivasi kepada peserta didik (mencakup perhatian,
relevansi, keyakinan diri, dan kepuasan);
2.
Menginformasikan pengetahuan prasyarat dan/atau apersepsi;
3.
Menyampaikan tujuan atau standar kompetensi.
|
Aktivitas Pendukung:
1.
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
2.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
|
- Aktivitas Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan
proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang dapat meliputi
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (BNSP, 2007).
Aktivitas
|
Jenis aktivitas
|
Inti
|
Aktivitas Eksplorasi:
1.
Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi;
2.
Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran;
3.
Memfasilitasi terjadinya interaksi multi-arah;
4.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran;
5.
Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
|
Aktivitas Elaborasi:
Memfasilitasi peserta didik untuk
membaca, menulis, mengkaji, tau pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain agar
memuculkan gagasan baru.
Memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa ada rasa takut.
Memfasilitasi peserta didik untuk kooperatif, kolaborasi, atau berkompetisi
secara sehat.
Memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi, menyajikan hasil kerja, dan/atau pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.
Memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuh kebanggan dan rasa percaya diri pesert
didik.
|
|
Aktivitas Konfirmasi:
Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
Memberikan konfirmsi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber.
Memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk mendapat pengalaman belajar yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar.
|
Dick dan Carrey (2009) menyarankan
dalam aktivitas inti seharusnya mencakup dua aspek utama, yakni: (1) presentasi
isi yang mencakup isi itu sendiri dengan petunjuk belajar; dan (2) partisipasi
peserta didik yang mencakup praktik dan umpan balik.
- Aktivitas Penutup
Aktivitas penutup merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut. Adapun kegiatan penutup dapat digambarkan pada tabel
berikut.
Aktivitas
|
Jenis Aktivitas
|
Penutup
|
Aktivitas Penilaian:
1.
Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat
rangkuman dan refleksi kegiatan yang sudah dilakukan;
2.
Melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten terprogram.
3.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
|
Aktivitas Tindak Lanjut:
1.
Merencanakan aktivitas tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
2.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah
metode dan strategi pembelajaran ini, maka penyusun sangat mengharapkan
respon dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen dan saran konstruktik
dari siapapun datangnya, demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penyusun sendiri, umumnya bagi para pembaca lainnya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin….
DAFTAR PUSTAKA
B.
Uno, Hamzah. 2011. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 45.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran.
Jakarta: Kencana. Hlm. 207-212.
Gratu's casino near Portland, Oregon - Mapyro
BalasHapusGratu's casino near Portland, Oregon. Gratu's casino near Portland, Oregon. Gratu's casino near Portland, 포항 출장샵 Oregon. Gratu's 서울특별 출장안마 casino near Portland, Oregon. 인천광역 출장샵 강원도 출장샵 Gratu's 청주 출장샵 casino near Portland, Oregon.